SMA Satu
  • Reads 89
  • Votes 10
  • Parts 2
  • Reads 89
  • Votes 10
  • Parts 2
Ongoing, First published Feb 01, 2021
Ini tentang Manika Padmasari si moodboster gak di rumah gak di sekolah. Dia adiknya Bang Damar yang galaknya ampun-ampunan. Semasa SMP dia dikenal dengan otaknya yang encer juga menjadi langganan di paralel dan olimpiade. Tapi, semuanya berubah semenjak dia memasuki masa putih abu-abu yang jauh dari ekspektasinya.

Bukannya diwarnai drama percintaan khas remaja tanggung, namun malah diwarnai dengan persaingan kelasnya yang sangat ketat. Kelas neraka, itu julukan yang diberikan kelas lain untuk kelas yang Manika tempati. Lewat julukkan saja sudah ketara bagaimana tersiksanya Manika saat SMA. Belum lagi tekanan dari sana-sini, dan jiwa kompetitifnya yang membuatnya tak akan menyerah pada apapun yang dia hadapi.

Tapi dibalik itu semua, tentu saja mereka hanyalah remaja biasa  yang sama konyolnya dengan remaja lainnya. Kadang sih mereka juga seru tapi kadangnya jarang banget. Dan pasti, mereka juga remaja puber biasa yang mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis. 

"Bulan sabit yang ada di mata lo indah banget,"
"It's yours. Kalau gak ada lo, mungkin bulan sabit ini gak bakalan pernah muncul lagi. Makasih udah hadir di hidup gue, always stay with me, jangan pernah pergi!"
All Rights Reserved
Sign up to add SMA Satu to your library and receive updates
or
#91damar
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MAHESA cover
Antagonist Badas Couple!! cover
MELANCHOLY cover
FIX YOU cover
Starla cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover
ALFA  cover
Rachel's Second Life [On Going] cover
VIENNO LAKARSYA cover
Lauhul Mahfudz  cover

MAHESA

49 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan