Sebagian orang tidak mempercayai cinta yang secara virtual. Sebab di dalamnya terasa hanya berkencan dengan bayang-bayang belaka. Tidak real. Amara juga berpendapat demikian. Menjalani hubungan jarak jauh menurutnya mustahil dilakukan. Namun, kepenatan dalam bekerja akhirnya menuntut jiwanya untuk mencari teman berbagi. Teman yang bisa diajak ngobrol intim, bukan teman seatap seperti Dea. Teman lawan jenis yang dapat dijadikannya tempat bermanja. Hingga Dea, teman tinggal seatap yang dikenalnya sejak masa Ospek itu, mengenalkan Amara pada aplikasi kencan. Apakah paradigma Amara akan berubah sejak mengenal Danar yang mampu memanjakan khayalnya? Ataukah justru pacaran LDR ini membawa banyak masalah baru bagi Amara? =====