"Gak ada laki-laki tulus di mata wanita yang trauma,"
"Ada. gue,"
"Dih, maksa,"
"Dih bodo amat, benci banget gue,"
"Gak apa-apa, ayo benci aja," wanita ini berbicara dengan yakin dibarengi senyuman indahnya.
"Gak, gue gak benci lo. Gue benci sama orang yang sudah ninggalin luka sama wanita secantik lo, semua tentang lo itu cantik, semua tentang lo itu baik, brengsek emang yang nyakitin lo,"
Acacia Anastasya tidak membayangkan jika saat itu dirinya salah mengambil keputusan. Namun, dirinya bersyukur karena mengambil keputusan yang benar. Tolong ingatkan Aca perihal berterima kasih kepada Semesta, jika tidak maka akan ada yang mengamuk lagi.
Cus gaslah baca, yakali ga baca fren.
Start : 27 Desember 2022
End : -
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan