Pernikahan membawa hidup seorang Qotrun Nada Balqis menuju perubahan yang sangat tidak ia inginkan.
Perasaan gelisah selalu muncul membayangi dirinya, seolah terjebak dalam pilihannya sendiri, kadang terlintas kata menyesal dalam benak Nada.
Bukan tanpa alasan, semenjak cinta pertama Aslam Ali Abdurrahman -suaminya- muncul, prasangka demi prasangka menyerang batinnya hingga menggoyahkan imannya.
Begitu sulit untuk bertahan, banyak luka yang ditorehkan Ali dalam hati Nada, namun memilih untuk pergi juga bukan pilihan mudah, bukan hanya tentang perasaannya yang harus Nada pertahankan, melainkan harga diri dari keluarganya, juga keluarga suaminya.
Nada sendiri bimbang, apakah ia harus mundur mengatas namakan cintanya, atau bertahan dengan lapang dada selayaknya kisah teladan yang ia baca dalam buku?
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.