Hidup punya cara tersendiri untuk menyimpan rahasia. Dan hidup punya kejutan tersendiri untuk mengungkapkannya. Galang kala itu masih berusia 18 tahun ketika mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memiliki ikatan darah dengan Ayahnya, bahwa dia ternyata bukan anak kandung Ayahnya. Hidupnya yang bahagia dalam sekejap meninggalkannya. Kesempurnaan yang dia miliki perlahan lenyap dari sisinya. Menjadi penyebab Denis, adiknya, terlibat insiden kecelakaan tentu membuat dirinya merasa bersalah. Menempatkan Ibunya dalam keadaan menyakitkan. Galang tahu bahwa Ibu sangat menyayangi dirinya, tapi untuk masalah ini dia sama sekali tidak mengerti, kenapa Ibu menyembunyikan fakta bahwa dia bukanlah anak kandung dari ayahnya dan ternyata Denis, adik yang begitu dia sayangi, hanyalah saudara satu Ibu dengannya. "Kamu tau? Kamu itu udah ngancurin hidup Denis, sama kayak Ayahmu yang udah ngancurin hidup Ayah!" "Ya, kenapa?! Laki-laki tua ini memang bukan Ayah kandungmu!" Sungguh, tidak ada yang lebih mengecewakan ketika mengetahui bahwa Ayah yang begitu kau kagumi ternyata bukanlah Ayahmu. Dan menjadi penyebab kehancuran hidup orang yang kau sayangi, rasa penyesalan tidak akan cukup untuk menebusnya. Sesak. Sungguh sesak. Pergi adalah satu-satunya pilihan yang dia punya. Pada akhirnya Galang pergi dengan rasa bersalah dan kesakitan. Sepuluh tahun berselang, Galang akhirnya memutuskan untuk pulang. Sepuluh tahun dia belajar apa itu arti keihklasan. Ketika dia sudah merasa mampu untuk menerima semuanya, sekali lagi ternyata hidup selalu memiliki kejutan untuknya. Pacarnya, kini sudah menjadi tunangan adiknya. Dan adiknya, kini menjadi seorang dokter yang merupakan cita-cita miliknya. Ibu? Bagaimana dengan Ibu? Ayah? Apa kini Ayah sudah bisa menerimanya?