Mafia Heist [ BTS X TXT ]
  • Reads 121
  • Votes 14
  • Parts 4
  • Reads 121
  • Votes 14
  • Parts 4
Ongoing, First published Feb 12, 2021
Mature
"Ini bukan hanya sekedar aksi kucing-kucingan. Ini adalah perang, mereka yang telah memulainya jadi apa salahnya kalau kita meladeni mereka?"
.
Berawal dari rencana para Mafia besar (BTS) di Korea Selatan yang  ingin merekrut para Mafia muda dan berbakat (TXT) untuk menjadi anggota mereka namun berakhir menjadi aksi gencatan senjata yang melibatkan banyak orang .
.
Warning: Mature content dosa di tanggung sendiri
Genre: Action, crime, mature, friendship, no romance
All Rights Reserved
Sign up to add Mafia Heist [ BTS X TXT ] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
Little Dumplings cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kisah Tak Sempurna cover
The Qonsequences cover
After Graduation cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.