Tuhan... Apa ini salahku? Bodohkah aku? Aku yang mempercayainya. Aku terjatuh kedalam lubang yang cukup jauh. Sejak awal aku percaya padanya. Ada yang terbersit dalam hatiku, mungkinkah aku benar-benar mencintainya?. Ini memngganggu ku, aku tak percaya ini akan terjadi dalam hidupku. Orangtuaku, keluargaku, dia... ah mereka telah membohongiku. Kepercayaan ku telah terenggut dan mereka menghancurkannya dengan percuma. Tapi, dia? Aku tidak mengerti dengan perasaanku, ini seperti perasaan yang benar-benar tak bisa terjabarkan. Aku membaca semua teori tentang cinta dan mencoba memahami, hasilnya tetap nihil. Aku tak tahu teori yang tepat untuk perasaanku padanya. Hati kecilku berkata ya, pikiranku berkata tidak. Semua tak terjawab karena pikiran terlalu egois untuk berlabuh dalam samudera otakku. Aku bodoh? Tidak. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku terlalu terbiasa dengan semua tingkahnya, terbiasa dengan perhatiannya, terbiasa dengan sikapnya yang selalu mengalah, terbiasa dengan senyumnya, terbiasa dengan apa-apa yang telah dia tunjukkan selama ini. Tapi, satu yang tidak biasa darinya. Dia membohongiku, aku harus berbuat apa?. Alasannya masuk akal, aku hanya tak bisa menerima dia berbohong padaku. Alasannya juga demi diriku. Apa yang harus ku lakukan? aku terlalu egois jika ingin menyalahkan dia..."batin Naya. Aku menyudahi pembicaraan yang bergejolak itu. Aku mengabaikan hati dan segera tidur.