Cerita ini menjadi Top 7 tantangan menulis bersama penerbit Metafora pustaka dari ratusan partisipasi
Viola dan Ajeng mempunyai nenek moyang sama, mereka berdua terikat, mempunyai tugas yang sama. Jika salah satu gugur, maka lainnya akan datang untuk menggantikan.
Sepenting itu tugas yang harus mereka lakukan. Keduanya mempunyai kelebihan, yaitu bisa melihat mereka tidak kasat mata. Viola gugur, Ajeng datang ke dunia Viola untuk menggantikan tugas Viola, saat tugas itu selesai dunia baru, tantangan baru menunggu Ajeng dikemudian hari.
Dari sana Ajeng tahu, bahwa dia sudah melampaui fitrah manusia normal. Sukmanya begitu mudah berpindah tempat dan harus menyelesaikan misi.
Keduanya pintar dalam menganalisa keadaan, masih kecil mempunyai bisnis yang menjanjikan dan cantik.
Banyaknya darah adalah bukti bahwa pertarungan pernah terjadi di sini. Tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk memastikan hal itu. Nama orang ini adalah Asano Takatou, Seorang peneliti yang berasal dari Jepang.
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saat Asano masih kelas satu SMA, ada sebuah kejadian berdarah di sebuah stadiun sepak bola di Indonesia yang mengharuskan stadiun tersebut ditutup paksa oleh pihak yang berwenang.
Kejadian itu sempat menjadi ramai diperbincangkan di dunia sepak bola, bahkan mendapat dukungan moral dari berbagai klub internasional. Namun, yang namanya berdarah tentunya tidak indah. Banyak orang yang melewati stadiun ini dan merasakan berbagai macam kejanggalan.
Asano yang saat ini berumur 25 tahun dan sudah menjadi peneliti ternama di Jepang, tertarik untuk meneliti hal ini dan keinginannya itu disetujui oleh pemerintah Jepang. Asano pun segera terbang ke Indonesia untuk memastikan apakah stadiun tersebut banyak mengalami hal aneh seperti yang dirumorkan?