Ketika kubangan air mata sudah mendangkal, cinta bagaikan luka yang indah, memabukkan, menggairahkan, bahkan membutakan. Namun dengan keajaiban cinta yang banyak digaungkan manusia, cinta tak seluruhnya membuahkan kebahagian. Apalagi cinta sepihak dan bertepuk sebelah tangan. Rasanya kebahagian sukar datang kepada sang tokoh utama. Lebih-lebih tentang cinta dan suka yang hanya meninggalkan nelangsa. Mengapa dengan mudahnya mereka bahagia? Sejujurnya... bisa saja kebahagian itu dibuat-buat, namun sayangnya tak akan bertahan lama. Apa bedanya dengan lagu yang tanpa nada. intinya... ada sesuatu yang hilang dari hidup si tokoh utama. Entah apa itu, ia hanya sedang tidak bersemangat menatap dunia