Arbi dan Arlin bersahabat dari kecil, mereka sudah bergantung satu sama lain. Kedekatan yang sudah seperti bukan sahabat itu sering di salah artikan oleh orang lain. Tetapi mereka tetap pada keyakinan mereka, bahwa hubungan mereka tidak lebih dari "sahabat."
Tapi, apa yang bisa dilakukan Arbi dengan benar jika tanpa Arlin di dekatnya?
Bak anak burung yang belum dikasih makan induknya, ngomel-ngomel dan berisik.
Sampai Lura berkata,
"Lin, lo gak niat gitu pacaran sama Arbi?"
"Biar bisa jadi couple of the years kaya drama-drama korea gitu?"
atau jika kata Elsa, "Angkat aja Arbi jadi anak lo, terus kutuk jadi batu biar gak ngerecokin hidup lo terus!"
Jadi sebenarnya Arlin itu lebih cocok jadi pacar Arbi ketibang jadi sahabatnya atau jadi ibu tiri sih?
"Arjun terus yang dipilih. Kapan lo milih gue?" tanya Ragas dengan kesak sambil menatap Ralin. "Kalo Arjun ajak lo ke kantin lagi, apa lo bakal nolak?"
"Oh ya nggak mungkin gue tolak dong. Arjun ngajak gue ke kantin? Berduaan? Makan bakso? Dan gue dengan bodohnya nolak itu?" Ralin tersenyum remeh kepada Ragas.
"TAPI GUE JUGA MAU." Ragas membalas ngotot.
"GUE YANG NGGAK MAU!"
"Lo nyadar nggak sih kalo gue cemburu?"