Pada tiap janji yang pada akhirnya teringkari
Pada tiap temu yang pada akhirnya batal
Pada tiap harap yang terpaksa hilang.
Aku sudah biasa dengan kepalsuan, aku sudah biasa dengan pengingkaran. Ayah yang katanya pergi bekerja dan tak kunjung kembali selama 4 tahun, malah ku temui tengah bahagia bersama keluarga barunya.
Keadaan terus menekanku, seperti yang ku tahu setelah banyak luka yang dirasa, obat terbaik untuk melukai luka hati adalah hati baru. Meski begitu, keadaan berkata lain. Ibu yang amat terluka dengan pengkhianatan ayah, tak kunjung mendapatkan obat nya. Bagai mengumpulkan aib di tengah neraka, ia tak kunjung mendapatkan suami yang tepat. pada akhirnya selalu berakhir dengan perceraian. Ditegur pun tak bisa, katanya aku terlalu kecil untuk mengurusi masalah orang tua.
Beranjak dewasa keadaan semakin senang mempermainkan hidupku rupanya. Tameng yang ku bangun dari tiap luka, dan pedih selama ini. Yang membuatku tak membuka diri pada dunia luar. Seakan dibuat tak berdaya, kehadiran mu saat itu. Yang tak terencana, entah mungkin aku yang tak menduga, begitu dalam mencampuri hidupku.
kamu...
kamu...
Wija.
Nama yang unik untuk pertama kali mendengarnya, Seunik orangnya, nama panjangmu yang diambil dari nama sebuah bunga pun membuat sosokmu selaras dengan sikapmu yang penuh ketidak dugaan. contohnya, seperti saat ketika kamu yang berhasil membuatku begitu lumpuh dengan perhatianmu, dan selalu bergantung padamu. Tak kuduga malah berakhir dengan ditelantarkan kembali.
Terimakasih Wija, kamu sudah mengkonfirmasi. Bahwa aku memang tidak layak bahagia, bahwa aku memang tak layak untuk dicintai.
Terimakasih Wija, karena kamu telah menunjukkan masih ada lelaki brengsek lainnya di dunia ini.
Binar mengerutkan dahinya "Beliau mana pantas ditaksir sih, off limits, pantasnya buat dikagumin."
Warning:
[ Sexual assault and harassment, violence, mature.]
lot of typos and incorrect sentences, any insight will be appreciated. My apologies for the inconveniences
Zero tolerance for any indication of plagiarism. Join me at the table, coffee in hand, along with my lawyer.
but anyways 🎀🫰