Namaku Pyanka, orang memanggilku Pyan. Aku memiliki nama lain, nama yang hanya diketahui dua temanku--jika aku boleh mengatakan begitu, mereka temanku. Nama mereka Kalya dan Naren.
Buku ini bercerita tentang aku, Kalya, dan Naren. Jika kalian ingin membaca tentang sihir, atau penjelajah waktu, atau petualang yang pergi ke luar angkasa, atau perang vampir dengan manusia serigala, atau cerita roman remaja, bukan ini tempatnya. Cerita ini hanya imajinatif belaka, bukan cerita hebat. Perlu aku imbau sebelumnya, bahwa cerita ini terlalu klise. Namun, jika kalian berkenan, sudilah kiranya untuk membacanya. Aku tidak memaksa.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan