Setelah perpisahan Arthur dan Tamara adalah penantian panjang, mereka dipermainkan takdir. Sekian purnama mereka lewati tanpa temu meski sekali. Hingga jemu dan rindu menguatkan Tamara untuk pergi, ia mengabaikan kata 'terlambat' dan mengindahkan hati yang tertambat. Namun, tidak peduli jarak membentang, takdir tetap kejam menggantung kerinduan, Tamara tidak menemukan apa pun selain surat-surat.
"Jika kehidupan selanjutnya memang ada
Aku akan tetap memilihmu untuk dicintai
Tapi aku berjanji untuk berjuang lebih dari ini
Di kehidupan yang lain, maukah kau memilihku, Nona Tamara?"
-----
Hai, cerita ini menggunakan diksi "aku-kau", berlatar waktu eropa kuno di mana perjodohan masih kerap dilakukan. Untuk pecinta sad ending, kata-kata puitis, dan kalimat formal, cerita ini cocok buat kamu hehehe.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca, hope you like it ^^
Gaura Gyana harus menikah dengan Wirabadra Pangestu, karena sang kakak -Serena- menghilang tiba-tiba seminggu sebelum pernikahan dimulai. Gaura tidak bisa menolak, karena sebagai anak angkat, ia tidak berhak banyak menuntut. Ia bersedia menikah dengan Badra, meski gadis itu tahu jika bersamanya hanya sekadar pelampiasan untuk lelaki itu.