"Dunia pernovelan emang tempat terbaik untuk mewujudkan khayalan." Begitulah pendapat Rani, gadis penyuka novel genre romansa yang ketika diceritakan di awal kisah ini, ia masih menjadi santri di salah satu pondok pesantren. Baginya, ia adalah gadis yang paling 'perasa'. Sebab hal-hal kecil begitu mudah membuatnya bawa perasaan, atau yang dikenal dengan 'baper'. Sehingganya, terkadang ia tidak terlalu memaknai perasaanya karena baginya pasti akan cepat berlalu, hanya kebaperan menurutnya. Begitu pula ketika ia pertama kali bertemu Azwar, sang Ustadz baru di pondok pesantrennya yang membuat gadis itu berdebar tak karuan. Awalnya ia pikir hanya baper biasa, mengingat ia memang selalu seperti itu, "mudah baper". Tapi pendapat Rani mengenai perasaan itu berubah seiring waktu, ketika rasa terlarang antara santri kepada Ustadznya itu mulai tumbuh, lalu berbagai masalah juga mulai dihadapinya satu per satu. Kemudian Rani berpikir, apa mungkin khayalannya dalam pernovelan bisa terjadi dalam kisah cintanya? Happy to the end? Mari cari jawabannya dalam kisah berikut, tentang Rani yang menaruh hati pada anak Kyai. Awal mula kisah remajanya dipenuhi berbagai warna, yang akan sangat berpengaruh pada masa depannya. Kisah ini mengenai cintanya untuk Azwar. ~veisyaritha
3 parts