❝ Ayah adalah seseorang yang selalu percaya pada kemampuanmu, orang pertama yang selalu yakin bahwa kamu bisa ❞
❝ Seorang ayah memegang tangan putrinya sebentar, tapi dia memegang hatinya selamanya ❞
Gadis itu...dia memandangi beberapa kutipan dari sebuah buku yang dia baca.
"Jangan panggil saya dengan sebutan Papa. Don't call me as if you are my daughter. Bahkan jika kamu tidak terlahir sekalipun, saya tetap akan membenci kamu." Ungkapan menyakitkan itu kembali terlintas di pikirannya.
Dia. Manusia yang tidak diharapkan kehadirannya, namun keadaan memaksanya untuk bertahan. Entah atas dasar apa dunia begitu kejam padanya. Tapi tidak masalah, selagi mentari masih senantiasa menyinari siangnya.
Semesta merenggut semua yang gadis itu punya. Semesta memunguti semua hal yang menjadi alasan gadis itu untuk bahagia. Sekali lagi, tidak apa, setidaknya langit malam membuatnya sedikit tenang.
Bahkan disaat-saat titik terendah dalam hidupnya, ia hanya sendirian. Dan lagi, tidak apa. Dia hanya ingin melihat kebahagiaan orang lain, karena jika mengharapkan kebahagiaan untuknya, mungkin terlalu mustahil.
Dia...
Dia baik-baik saja.
━━━✧♡✧━━━✧♡✧━━━✧♡✧━━━
"Ada gue disini. Gue janji gak akan nyakitin lo. Kayak apa yang udah Papa lo lakuin. Mundur dari sana!"
"Tugas aku udah selesai. Disini aku tidak diinginkan. Jadi, biarkan aku egois untuk kali ini."
"Kita pergi dari sini. Buang obat-obatan itu...ayo sama-sama bahagia. Lo masih berharga buat gue."
⚠️ Mengandung kata-kata kasar nonbaku