[Proses Revisi]
Ntah apa yang menurut semesta ini lebih menyakitkan dibandingkan orang tua yang berkeji hati pada sang buah hati. Segala sarwa kehidupan menjadi saksi kepahitan. Ntah sejuta nestapa lara yang terpendam, terkubur jauh lebih dalam, terbendung nyata dalam atma yang telah layu. Menyisakan duka yang terlampau sendu. Aku terlalu rapuh, untuk segala hal yang telah lalu. Ntahlah agaknya, aku terlalu sungguh, menginginkan kasihmu yang tak lagi utuh. Aku adalah aksara yang tak bermakna, sedangkan engkau fatamorgana yang kupaksa jadi nyata. Segala hal tentang keabadian fana adanya.
Ini bukanlah perihal asmaraloka, ini perihal sebuah jiwa yang tak lagi utuh, yang selalu jatuh, yang terlihat tangguh namun sangatlah rapuh. Sebuah jiwa yang kehadirannya tak pernah lagi tersentuh oleh tangan-tangan halus, yang dirindukan dari seorang ayah.
"Ayah tak mencintaiku..tapi aku mencintainya. Sampai kapanpun akan terus mencintainya."
"Tuhan mengapa hidup di dunia begitu melelahkan?"
"Sunoo lelah, bolehkah Sunoo menyerah?"
"Mengapa dunia begitu kejam padaku?"
"Tuhan, aku lelah terus berpura-pura bahagia"
"Aku sudah terbiasa kehilangan.. tetapi mengapa rasa sakit selalu datang saat aku kembali merasakan kehilangan?"
"KENAPA HARUS AKU YANG MERASAKAN INI SEMUA?!"
(Baru revisi bagian awal. Sisanya belum. Kalo ada kekurangan mohon maaf, bagian awal mungkin kurang seru, tapi coba baca sampe akhir, dijamin seru! Kalau kata orang sih gitu... Hehehehehe)
Cover by : ZaAera20
Multi language
Ada bahasa kasar sedikit
Narasi : baku
Dialog : non baku
Mengandung kekerasan⚠️
Terdapat unsur bullying ⚠️
Start : 23 Februari 2021
End : 28 Agustus 2021
Cerita ini murni ide author, jika menemukan kesamaan cerita, itu hanya sebuah kebetulan
Dilarang keras mengcopy cerita Zera!⚠️ Cerita Zera diperuntukkan untuk di baca.. bukan di copy atau di plagiat