"Bee pengen seblak" "Bee pengen jalan kesana" "Bee mau dijemput" Suara gadis mungil itu masih saja bersemayam di dalam pikiran abian, seakan ia memang tidak ditakdirkan untuk membuka hati bagi wanita manapun. Ia begitu rindu akan sang gadis, namun tak tahu di mana gadis mungilnya itu berada. Tapi ia yakin bahwa gadisnya akan tetap baik-baik saja sampai Abian berhasil membawanya pulang ke dalam dekapannya. Tatapannya yang teduh selalu mengingatkannya pada sang mama, itulah mengapa salah satu alasan Abian tak pernah marah ataupun membentak Aruna. Karena kalau sampai Abian membentaknnya sama saja ia menyakiti sang mama. "Percayalah padaku Aruna, bahwa akan selalu ada pelangi setelah hujan. Dan akan selalu ada badai setelah petir hitam menyambar"