Sebuah maha persembahan hati, didedikasikan untuk mu yang tak pernah terdeskripsi dalam larik puisi.
Setelah senandika diksi usai, diriku masih berafeksi dengan penuh kesadaran. Tanpa ragu aku menatap mu, kornea mata mu seperti pijaran bintang. Sungguh mempesona ciptaannya.
Sekali lagi,
Senyum mu dengan ciri lengkung khas yang hanya dimiliki wajah embun disertai tatapan netra mu yang berpendar.
Sungguh....
Ini yang disebut,...
"pesona candu ku, yang hanya dimiliki oleh dirimu"
Jemari yang bertaut seakan ingin menggenggam namun angan tak tergapai kan. Mimpi yang menjadi harapan, ku gantungkan tanpa goyah. Dan ku sebut dalam doa, bisik ku dari bumi. Terdengar hingga ke langit.
Mari bersama melintasi waktu, menyambut arunika hingga swastamita tiba. Berkelana dengan arah pasti, menghabiskan waktu dengan peristiwa bahagia, sampai terucap Alhamdulilah.
Kalau begitu, mau kah kamu melengkapi kisah ku ?
Kisah ini terangkum dalam beberapa bait yang akan menarik sudut pandang setiap pembacanya.
Dan teruntuk kamu, para pembaca [ Ruang Aksara ] bisakah kamu meluangkan waktu,untuk membaca kisah yang ku persembahkan ?
Jangan lupa vote ya ⭐
Jadilah pembaca yg bijak, yaitu orang yang mampu menghargai para penulis saat mempersembahkan sebuah karya.
Yuk membaca !
Tingkatkan minat baca, agar melek literasinya.
Sekian, Terima kasih ❤️
M A D A F F A
Ruang Aksara
📝Akan upload , setiap Minggu ~
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan