Akhir Cerita

Pagi itu menemukan dua anak yang tak sengaja bertemu. Aura, si bunga desa yang memiliki suara merdu yang berimpian bisa melakukan terjun payung bersama kekasihnya. Sedangkan Mario, cowok ekspresif yang cuek namun perhatian.

"Ra, sini aku gendong!" Ucap Mario melihat Aura kelelahan melintasi jalan kerikil itu.
"Ga apa apa, Mar. Jalan sama sama, kuat sama sama, cape sama sama juga dong."

"Ra, enak ya jadi kamu"
"Ha?"
"Soalnya kalau mau liat bidadari, tinggal ngaca."

Gombalan gombalan manis seperti itu, sering Mario ucapkan kepada sahabatnya itu. Membuat Aura menaruh harapan kepadanya. Tapi sepertinya tidak dengan Mario, tak ada satu tanda darinya kalau ia menyukai sahabatnya itu. Menjalin persahabatan antara cewe dan cowo memang harus mengorbankan perasaan, bertahun tahun perasaan itu hanya terpendam dalam diri Aura.

**
Plakkk

Tamparan itu tepat melesat di pipi Aura, mendengar anaknya menjalin hubungan dengan pria larangannya. Mendengar semua alasan dan harapan dari sang mamah, terpaksa membuat Aura terpaksa menjalin hubungan dengan pria lain, walau hatinya selalu mengharapkan cinta lamanya kembali bersemi.

***
"Mar, kamu telah janji kepadaku untuk melakukan ini. Aku sudah perjuangin semua, tapi kenapa sekarang kamu tidak bisa menepati janjimu. Aku sudah ada di bandara, sejam lagi pesawat akan terbang!"

Dubrak

Lanjut baca ceritanya ya wankawan.