Kala and Her Prince Bee [Completed✔]
  • LECTURAS 1,421
  • Votos 269
  • Partes 38
  • LECTURAS 1,421
  • Votos 269
  • Partes 38
Concluida, Has publicado mar 01, 2021
Kala Kaneyshia, gadis cantik yang sering dijuluki "bodoh" dan "gila". Ia tidak mempunyai teman dekat. Satu-satunya teman Kala ialah bunga matahari yang ditanam di pekarangan rumahnya. 

Hingga suatu masalah datang, dan kehadiran manusia lebah bernama Bebe membuatnya kembali percaya akan hadirnya seorang teman. Bebe membuatnya menjadi seseorang yang lebih, melebihi hujatan orang-orang tentangnya. 

Namun, ternyata sosok Bebe bukanlah seperti yang Kala pikirkan. 

Lantas, siapa Bebe sebenarnya?

✨ Publish : 1 Maret 2021 - 25 Juni 2021
Todos los derechos reservados
Tabla de contenidos
Regístrate para añadir Kala and Her Prince Bee [Completed✔] a tu biblioteca y recibir actualizaciones
O
#4hujatan
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Gema Asa di Ujung Senja cover
Teruntuk Rasaku Padamu [END] cover
GAYATRI cover
Suami Tuaku cover
DIKEJAR MANTAN SUAMI  cover
Dicari, Seorang Mahram (Rewrite) cover
A T L A N T I S  cover
Let's Not Get Caught (Terbit) cover
Cinta Di Jogja [Terbit] cover
Istri Sang Juragan (21+) cover

Gema Asa di Ujung Senja

33 Partes Concluida

Aksara Nurmala memutuskan meninggalkan desa untuk menjalani kehidupan baru di kota besar, memulai kuliahnya di Universitas Madya Nusantara. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus, ia berjuang menyesuaikan diri bukan hanya dengan tuntutan akademis, tetapi juga dengan kenyataan bahwa ia gagal mendapatkan beasiswa yang diidamkan. Hari-harinya mulai terasa monoton, hingga Aksara menemukan tempat pelarian di sebuah kedai kopi kecil. Di sana, ia sering kali duduk sendiri, menulis catatan pribadi sembari mengamati dunia di sekitarnya. Salah satu sosok yang menarik perhatiannya adalah Rafif, seorang pelanggan tetap dengan gaya bicara tenang dan pandangan hidup yang penuh misteri. Percakapan mereka, meskipun sederhana, selalu membekas dalam ingatan Aksara. Tanpa disadari, pertemuan-pertemuan itu membawa Aksara pada perjalanan batin yang lebih dalam. Di antara cangkir kopi dan obrolan singkat, Aksara menyadari bahwa pencarian jati diri tidak selalu datang dari kesuksesan besar, tetapi dari momen-momen kecil yang penuh makna.