KALASA

Selama ini Aksa salah. Dunianya ternyata tidak hancur, hanya sedikit redup saja. Redup yang perlahan hilang seiring kedatangan Niskala di hidupnya. Gadis pertama yang berani mengajaknya berbicara lagi, menatap matanya, dan membantunya berdiri kembali. Sementara Niskala terjebak dalam pertemanan yang kian hari semakin terasa berat. Di satu sisi, malam-malamnya menjadi lebih hangat meski angin terus menerpanya tanpa henti. Apa harus tetap begini? Mengabaikan perasaannya demi keselamatan pertemanan? Apapun itu, Niskala tidak keberatan asalkan Aksa tidak menghilang. Tapi, sampai kapan?