Blurb : Katanya, apa yang kita ucapkan ketika masa kecil dulu adalah takdir yang akan kita jalani. Jika benar, berarti janji yang diucapkan Muzayah pada Raka akan menjadi nyata. Sebuah janji untuk menikah ketika mereka sudah dewasa. Namun, sepertinya Muzayah melupakan janjinya ketika dia bertemu dengan Anhar, ketua lembaga dakwah di kampusnya. Lalu bagaimana jika ternyata takdir menuliskan bahwa Muzayab harus menepati janjinya lewat perjodohan? Akankah Muzayah menepatinya, atau memilih membatalkan janji itu?