Perjalanan Hijrah Kayla

Bagiku, hijrah memang tak sepenuhnya berubah dari pakaian terbuka menjadi tertutup dan yang semula jauh dari agama menjadi semakin dekat dengan-Nya. Tidak, tidak hanya itu. Keadaan seolah-olah telah memaksaku untuk hidup lebih mandiri, tak kekanak-kanakan serta diharuskan menghadapi masalah dengan lapang dada. Hal itu terjadi semenjak ibu meninggalkanku dan Kak Syakila untuk selamanya. Aku awalnya tak mempercayai ucapan Kak Syakila, tetapi, setelah ia meyakinkan diriku sampai aku benar-benar yakin kepergian ibu disebabkan sebuah tragedi pertengkaran itu (antara ibu dan ayah) meski kata "tak terima" dalam lubuk hatiku masih membekas.

Pada saat Kak Syakila menyampaikan keinginan terakhir ibu, aku pun menerima dengan sedikit terpaksa, karena aku tak terbiasa dengan pakaian syar'i. Namun, seperti dalam mimpi itu, ini semua demi kebaikanku. Catatan-catatan kecil milik ibu mengenai agama juga aku pelajari dan aku berusaha untuk menerapkannya, termasuk tidak 'berpacaran'. Akhirnya, kuputuskan untuk meninggalkan pacarku Fauzan dengan cara yang menurutku bisa dibilang salah. Ya, Salah Besar!

~Diary Kayla~

Cover by Byumamut (Fatimah)