Wayang Jimat
  • Reads 105,291
  • Votes 11,254
  • Parts 39
  • Reads 105,291
  • Votes 11,254
  • Parts 39
Complete, First published Mar 04, 2021
"Kau tahu, rasanya dikuliti pelan-pelan? Selembar pembungkus ragamu itu dikelupas, menyisakan daging yang masih kemerahan. Kau tak bisa menangis atau menjerit ... hanya rasa perih, panas, dan ribuan dendam yang menggumpal."

Anjas, Bania, dan Cokro terhenyak. Niat ketiganya hanya melakukan penelitian. Tidak lebih.

Lalu jika mereka harus berhadapan dengan sesuatu yang tak terprediksi sebelumnya, haruskah mereka berbalik dan lari menghindar atau harus tetap bertahan menghadapi semua, dengan taruhan ... NYAWA!

"Kau tidak bertanya kenapa aku bisa bercerita?" Sosok itu menengok dengan gerakan ganjil. "Karena sukmaku belum lepas sempurna!"
All Rights Reserved
Sign up to add Wayang Jimat to your library and receive updates
or
#1gunung
Content Guidelines
You may also like
BELASUNGKAWA II by aqilahsadegh
16 parts Ongoing
Jika ada kejadian mistis yang disebabkan oleh hantu yang menempel ke tubuh kita dari suatu tempat, kita bisa dengan mudah mengusirnya kembali dengan doa dan sikap yang berani. Jika ada teror hantu yang sudah menjadi penunggu lama di rumah kita, tentu masih bisa diajak 'berbicara' dan semua mungkin akan baik-baik saja. Atau... jika ada sesosok makhluk halus yang menganggu di alam mimpi kita pada malam hari, tentu hal itu tidak akan terjadi selamanya sampai kita mati. Hantu, hantu, hantu. Sekali kita mengabaikan mereka, hantu akan pergi sendiri. Sekali kita mengusir mereka, hantu akan minggat secara mandiri. Namun, bagaimana jika hantu yang mengikuti kita bukan sekedar sosok ghaib yang mencari perhatian manusia? Melainkan sesosok arwah penasaran yang mati secara tak wajar. Ia meminta untuk diselesaikan urusan dunianya, memohon kepada kita untuk membebaskan keluarga yang ditinggalkannya dari perjanjian ilmu hitam yang belum selesai. Wajahnya yang tidak sedap dipandang, kain kafan butut yang menyelimuti tubuhnya, dan tanda-tanda kedatangannya yang membuat tubuh menggigil ketakutan, tak peduli siang atau malam. "Kenapa harus kita?" tanya Mehri dengan tatapan kosong, menatap pemandangan Keraton Surakarta Hadiningrat di depannya. Harrir menoleh. Rahangnya mengeras. Ia marah, tapi tak bisa mengatakan kata-kata sarkas. Ini wilayah keraton. Dia tidak bisa mengucapkan apapun, jadi yang terdengar hanyalah dengusan kesal yang tertahan. "Kita ke Solo ini mau ngapain?" tanya Muthi. "Mau belajar," jawab kedua sepupunya bersamaan. "Ada tujuan, 'kan? Berarti Tuhan juga punya tujuan kenapa harus kita yang ditandai Almarhum Pak Yanto." Harrir mengerjap lemas, menatap Muthi. "Tapi tetap aja. Kenapa harus kita yang seolah menanggung dosa dia?"
You may also like
Slide 1 of 9
Teror Buto Ijo cover
Ave Satanas (Terpujilah Setan) [TAMAT] cover
PATI GENI cover
BALLERINA BERDARAH cover
The Pennywise [Lilynn]  cover
Dia Mengincar Suamiku cover
X dan Dia cover
WULAN SEASON 2 : SUMUR PATI [Pageblug Di Desa Kedhung Jati 2] cover
BELASUNGKAWA II cover

Teror Buto Ijo

3 parts Ongoing

Yang baca khusus Homo!