Seorang pria berusia lima puluhan berteriak di atas paru-parunya.
"Keracunan!"
...
"Hei, kau sudah dengar itu? Asisten perasa makanan Pak Yogaswara keracunan lagi," bisik seorang pria muda.
"Maksudmu asisten perasa Tuan Yogaswara keracunan? Asisten yang baru satu bulan direkrut ini?" seorang wanita ikut bergabung.
"Ya, benar." Pria itu mengangguk.
"Aah, ya Ampun, sudah aku duga, bekerja dengan beliau tidak akan hidup lama, ck ck ck." Seorang pria berusia akhir empat puluhan menggelengkan kepalanya.
"Oy! berita baru! ada rekrutmen untuk jadi asisten makan Tuan Yogaswara!" seorang pria berteriak histeris.
"Makan korban! pekerjaan ini benar-benar makan korban."
....
"Sudah ada yang mendaftar?" tanya Arsalam.
"Pak, Arsal, sepertinya ada desas-desus yang membuat orang-orang tidak mau mendaftar pekerjaan ini," jawab sekretaris Arsalam.
"Baru satu hari, naikkan harga gaji yang ditawarkan," kata Arsalam.
....
"Eh Lur, ada lowongan pekerjaan. Ini bakal menerima semua kalangan manapun, tapi hanya satu orang saja."
"Lowongan kerja apaan? Anak gadisku belum kerja, umurnya sudah dua puluh lima tahun tapi susah banget cari kerjaan," balas Ibu Lur.
"Nah, ini pekerjaan bagus untuk anakmu, dia kan kurus kerempeng busung lapar, cocok dapat pekerjaan ini," balas Ibu itu.
...
" ... tanggal pendaftaran tidak terbatas sampai ada kandidat yang dipilih, peluang Anda sangat besar dalam pekerjaan ini, ayo! kapan lagi bisa menjadi asisten makanan terhormat untuk Tuan Yogaswara, semua kebutuhan terjamin, pangan, sandang, papanpun terjamin, kami tunggu kehadiran CV Anda secepatnya, terima kasih."
"Daftar! Aku daftar sekarang!"
....