Vito merasa hidupnya kosong setelah sang bunda pergi. Vito butuh kasih sayang. Terutama dari Ayah sebagai orang tua satu-satunya. Vito iri ketika Ayah terkadang lebih memperhatikan Vino, kakaknya. Meski begitu, Vito tidak membenci Vino. Ia sangat menyayanginya. Hanya saja, Vito merasa tidak adil setelah hidupnya seperti di permainkan. Namun, di cerita ini, bukan hanya Vito yang merasa takdir membencinya. Karena ada Vino, yang juga merasa takdir selalu mempermainkan hidupnya. Merasa seolah ia hanya boneka mati yang di hidupkan oleh takdir.