First love never dies. Cinta monyet atau cinta masa kecil menjadi obsesi Opa Ricci, pria 75 tahun yang tak dapat melupakan cinta pertamanya.
Gadis itu merupakan bekas tetangganya, diketahuinya bernama Trinili Fata Morgana, perempuan pemimpi yang ditakdirkan untuk mencuri. Tentunya dikodratkan sebagai pembohong kronis.
Tatkala hati rentanya tercuri oleh senja, sang opa mendapati si perempuan pujaan menghuni panti werda eksklusif, bertempat di apartemen penthouse termewah dalam rumah jompo tersebut. Perilaku si perempuan tidak berubah, tetap angkuh, pemimpi, dan manipulatif.
Bedanya, si perempuan kini memiliki nama baru, Juli Simelikiti atau Oma Lee, nenek pemimpi yang berlagak bagai aristokrat Thailand yang kharismatik. Opa Ricci tak tertipu, karena ia tahu rahasia terbesar si perempuan, yang bahkan kian mencuri hatinya seiring dengan berlalunya waktu. Simelikiti dipelesetkan dari bahasa Jawa, Similikiti, gurauan yang mengandung sarkasme, sebuah nama yang dimentereng-menterengkan, tetapi jatuhnya terkesan norak, tujuannya agar sang empunya nama disangka dari kalangan atas dan berkelas.
Dengan perangai Oma Lee yang kian menjadi, akankah Opa Ricci mewujudkan impiannya? Menggenggam tangan cinta pertamanya dan berujar mesra, cintaku akan menemani senjamu, kini dan nanti?
Karena menurut prinsip Opa Ricci, cinta bisa mengatasi segalanya, termasuk menyingkirkan antipati, kecurangan, dan rasa benci.
Bagaskara, remaja laki-laki yang mulai menapaki jalan menuju kedewasaan. Seharusnya masa remajanya penuh dengan keceriaan dan tawa, namun takdir berkata lain. Bagaskara dihadapkan pada kenyataan pahit. Bullying di sekolah dan kekerasan dari sang ibu menjadi warna kelam dalam hidupnya.
Di tengah badai kehidupan yang menerpa, Bagaskara merindukan kehangatan dan kasih sayang. Ia mencari arti rumah yang sesungguhnya, tempat berlindung dari luka dan menemukan kedamaian.
Mampukah Bagaskara menemukan cahaya di tengah kegelapan? Dan menemukan jati dirinya?
Cover by Gorgeous Media