Hidup dengan menutupi identitasnya sebagai keponakan dari Sang Komandan tentu membuat dirinya acap kali menghadapi konflik umum yang bisa menguji kesabarannya. Yatim semenjak bayi, dan piatu semenjak umur 14 tahun tak pernah membuat semangatnya menurun. Dia dilatih tegar, dilatih sabar, dilatih disiplin, dan dilatih jujur dalam waktu bersamaan. Namun, semua kepatuhannya berubah ketika masa depannya dituntut menjadi seorang tentara. Sekali lagi, ia membenci profesi tentara, karena profesi itulah yang membuatnya menjadi kesepian seperti saat ini. "Bagaimana bisa aku memperjuangkan mimpi yang merenggut nyawa ayahku!"
20 parts