Our desired (Dekubaku)
  • Reads 2,261
  • Votes 347
  • Parts 4
  • Reads 2,261
  • Votes 347
  • Parts 4
Ongoing, First published Mar 09, 2021
"deku... Nani, Oi... Oi...Oi IZUKU!! KAUUU.... beraninyaa kau! jangan pernah kau pergi tanpa se-ijinku!"
.
.
"Kacchan, iie..iie.. Kacchan.. Tolong tetaplah bersamakuu.. Onegai kacchan!!!. Aku mohon.. Jangan tinggalkan aku..."
.
.
HEMM, sungguh membangongkan. Jdi ini kenapa ada apa bagaimana dan mengapa mereka.. Ayo kita lihat nanti. Saaaa ikoka..😎
.
.
so this is adalah cerita dekubaku yeayyy :v klo g suka, gpp... kan semua orang beda beda pendapat and shipnya..
dukung terus yaa...

ohh iya, klo ada saran atau kritik, dimohonkan untuk dituliskan di komen, biar author ini bisa improve storynya buat minnasan 🥺👍✨

Our goal is kebahagiaan dekubaku (✧ω✧)
All Rights Reserved
Sign up to add Our desired (Dekubaku) to your library and receive updates
or
#25randomstory
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Rafa [End💗] cover
Fiction -sungjake✔ cover
The Best Of Miracle cover
Little Dumplings cover
After Graduation cover
BABY CHANIE cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [PO] cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.