Putra, adalah nama yang selalu bisa membuat aku merasakan letupan aneh. Lelaki yang selalu kuperhatikan dalam diam. Bukannya tak berani, hanya minimnya kesempatan. Putra, lelaki yang hanya pernah ngobrol 3 kali denganku selama tiga tahun ini, tetapi semua obrolan singkat itu seperti lagu kesukaanku yang selalu terngiang dengan lancar saat aku menyanyikannya. Aku ingin mengungkapkan perasaan ini, tapi sepertinya terlambat karena ia bukanlah anak yang tidak populer dikalangan gadis. Sepertinya aku akan patah hati. Begitulah yang kupikirkan, sampai aku menemukan surat cinta di lokerku sepulang sekolah sehari sebelum acara perpisahan. Bagai bunga yang menerima tawaran air, perasaanku sepertinya bisa melebat dan tumbuh semakin besar.All Rights Reserved
1 part