Dalam hidup pasti perlu kasih sayang untuk menghadapi apapun dihari esok. Karena lika liku kehidupan tidak ada yang pernah tahu akan berakhir seperti apa dan bagaimana. Tapi bagaimana jika tidak pernah mendapat kasih sayang? Haruskah berhenti untuk hidup atau memilih tetap hidup tanpa kasih sayang seperti Tamia Kalesya yang tidak pernah mendapat kasih sayang secara adil didalam hidupnya. Sehingga Tamia harus bersama orang yang tidak dirinya inginkan, namun paksaan dari Dara-ibunya, yang hanya memikirkan kesenangannya. Haruskah Tamia berada di rumah singgah untuk sementara atau kembali ke pilihan pertama, berhenti untuk hidup. Sampai pilihannya terhenti pada kata 'bertahan'. Apa yang membuatnya ingin bertahan? Apakah lelaki yang selalu suka rela mendengarkan cerita hidup Tamia. Sebenarnya sosok seperti apa lelaki itu.