#Zoroastrianisme "Aku ingin bertemu denganmu dan mereka, tapi kata guruku perbanyaklah salawat. Apakah kalian ada di antara huruf-huruf allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad? Aku tak paham. Tapi ... aku tetap melakukannya." Tulisan pada sebuah balon itu menjadi sebab Qais memulai perjalanan meninggalkan kota Jogja, dan meninggalkan Layla-nya, Jannahara Aisy, tentu saja. Di kota Cirebon, dia dipertemukan dengan jawaban dari doanya yang tak pernah putus dimunajatkan. Namun bersamaan dengan itu pula dia dihadapkan pada surel Jannahara yang memberitahukannya tanggal upacara perpisahan. Di Majelis Rindu, Qais diperlihatkan definisi cinta, kasih, dan cahaya semesta. Di Majelis rindu ia membaca prosa temu yang baitnya tak berakhir, bahkan hingga di ujung waktu.
5 parts