Kebahagiaan tidak selamanya jadi pemenang. Jatuh bangun dalam usia belia sudah menjadi keharusan, sebab kehilangan sang pengendali; ayah dan ibu. Roda terus berputar; kadang titik roda ada di atas, kadang juga di bawa. Arni dan Lasmi adalah perempuan hebat dan kuat. Walau sang ibu telah lama meninggal dunia, mereka tetap bahagia karena masih ada sang ayah yang memiliki peran ganda; sebagai ayah sekaligus ibu. Ada satu hal yang sulit bagi sang ayah mendidik mereka, yaitu tentang kasih sayang sedarah. Ketidakakraban memacu keduanya, dan terpengaruh pada masa depan mereka. Berjalannya waktu, mereka saling menyadari bahwa kasih dalam hati sangat perlu ditanam dan terus dipupuk. Waktu berlalu. Kini Arni sendirian. Tertekan dan merasakan tajamnya hidup ketika harus berjuang sendirian tanpa seorang ayah, ibu dan kakak. Sifat introver baginya cukup buruk. Sang kakak yang sedang melanglang mencari ilmu (kuliah) di luar sana mengetahui keadaan sang adik yang disembunyikan, berhenti kuliah, berani berbisnis demi menembus kerasnya hidup. Paman Abdullah menipu semua aset sang ayah. Kebalikan dari sang paman, bibi Teresia setia mendukung segala keberanian mereka. Mereka berhasil lalui jatuh bangun kehidupan. Pada akhirnya, satu bangunan megah untuk duafa, yatim atau siapa saja yang membutuhkan pertolongan/terlantar kemana-mana, berhasil diraih dengan sandaran nama dua orang kesayangan mereka: ayah dan ibu. Melepaskan semua yang dimiliki, percaya kepadaNya akan kehidupan yang lebih baik.
12 parts