"Aku benci kak Ilham", suara itu selalu berdengung dalam relung hati Ilham. Bingung dan kecewa menghiasi hatinya, namun senyum dan kasih sayang selalu ia berikan untuk adik yang ia sayangi, Gilang. Di sisi lain, mimpi yang sama selalu mengejarnya dalam tiap pekatnya malam. Mimpi yang serasa nyata. Menghentak setiap senja yang berganti. Sering ia bertanya, namun jawaban enggan menghampiri. Hingga suatu hari, rahasia dan kenyataan terkuak.