Aya menjadi sial ketika ia dengan terpaksa harus mendatangi birthday party mantannya waktu SMP dulu, namanya Dio. Sebelumnya, semua acara berjalan lancar, hingga ada satu momen yang mengharuskan Aya kembali mengobrol dengan mantannya dan beberapa temannya yang lain. Tanpa Aya ketahui, ternyata sahabatnya Kaira, kini berpacaran dengan Dio. Aya menjadi geram sendiri, bukannya gagal move on, tapi Aya tidak terima saja kalau sahabatnya kini pacaran dengan mantannya. Belum lagi Kaira terus-menerus memancing Aya dengan membanding-bandingkan Aya dengan dirinya ketika berpacaran dengan Dio. Sampai satu momen, Kaira bertanya pada Aya.
"Lo sekarang udah punya pacar lagi?"
Muncul ide gila dari kepala Aya, ia terbesit satu nama di dalam kepalanya untuk ia sebutkan sebagai pacar Aya untuk saat ini, toh Dio dan Kaira tidak tahu ini tentang cowok yang Aya sebutkan, jadi Aya tidak perlu khawatir.
"Ada, namanya Anggasta Abimanyu. Satu sekolah sama gue."
"Oh bagus dong, kalo gitu kali aja gue sama pacar lo bisa temenan nanti di sekolah." kata Dio.
Mata Aya membulat mendengar perkataan Dio. Excuse me?! Maksudnya gimana ya?
"Iya tuh, Dio kan mau pindah ke SMA lo, Ya. Kali aja kalian bisa temanan kan, nanti lo jagain Dio jangan sampai dia macam-macam di sana." kata Kaira.
Demi apa?! Mati gue.
Aya tidak menyadari bahwa pengakuannya tersebut akan membawa malapetaka baginya. Aya kini harus berurusan dengan seorang Anggasta Abimanyu, the most wanted guy di sekolahnya, yang bahkan mengobrol dengan Gasta saja, Aya tidak pernah.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan