Prilly tidak pernah menyangkah di usianya yang ke-21 ini dia dijodohkan. Apakah orang tuanya berfikir bahwa dia perawan tua yang layak di carikan pasangan. Ini bukan jaman Siti Nurbaya, tapi sekali lagi dia tak bisa menolaknya.
Ali sebenarnya bukan tipikal pria yang suka menghancurkan hati wanita tapi bagi dia hal itu terasa menyenangkan, bisa bermain dan pergi seenaknya. Jangan salahkan Ali bila dia menyakiti wanita, itu karena sedari awal memang dia tak berniat menawarkan sebuah komitmen lebih. Menurut Ali merekalah yang terlalu berharap. Dan akibat kelakuannya itu, Ali dipaksa mamanya untuk segera menikah, menjalani hubungan serius. Penolakan dilakukan, tapi mamanya adalah orang yang tidak pernah menerima kata tidak. Akhirnya, Ali mencoba menemui gadis itu dan di sana dia sadar, mungkin perjodohan bukan salah satu hal yang menyeramkan.