Cerita ini merupakan jilid ke 2 dari Busan, Love After Gi. Di sarankan untuk membaca Busan, Love After Gi terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini. Sedang apa pria Busan ku itu? Aku merindukannya. Aku ingin mengaamiin'i rasa untuknya ini. Tapi jujur saja aku takut, aku terlalu takut untuk mengakui hal itu. Kami terlalu berbeda, perbedaan keyakinan, perbedaan culture, perbedaan status sosial, dan masih banyak lagi perbedaan kami. Kami terpisah jauh, sangat jauh. Bukan jarak antara Korea Selatan dan Indonesia yang jauh. Tapi ketika Assalam'mualaikum ku di balas olehnya dengan Shalom. Itu adalah jarak terjauh dari sebuah ikatan hati. Aku membawa tasbih. Dia membawa rosario. Bagaimana pun juga, manik tasbih ku berbeda dengan manik rosario miliknya. Tangan ku menenggadah saat berdo'a. Dia menyatukan tangannya saat berdo'a. Walaupun kami berdua adalah dua insan yang saling mendo'akan, tetap saja itu berbeda. Kami seperti bulan dan bintang Jauh dalam segala hal. Kami hanya bisa saling menatap Tanpa berucap. Tapi kami akan selalu terhubung dalam malam yang gelap. Aku tau terkadang Tuhan hanya mempertemukan bukan untuk mempersatukan. Sejujurnya saat ini aku telah dapat mendefinisikan perasaan ku padanya. Dia adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan.