Satu tapi tak menyatu. Bersama tapi saling mengadu. Berbagi tapi semakin hari semakin tak ada toleransi. Menumpang tapi semakin lama semakin tak tahu diri. Katanya, ia adalah aku. Luapan emosi yang mewujud. Merupa antara nyata dan palsu. Tumbuh di dalam diriku. Berbagi wadah dimana seharusnya itu hanya untukku. Karena sekali lagi, ia adalah aku.