7 tahun telah berlalu,dunia telah banyak menampakan banyak perubahan.Dibalik jendela sebuah gedung metropolitan itu, berdiri sosok perempuan cantik yang sedang meresapi secangkir coklat hangat dengan ditemani indahnya pamparan langit senja.Sesekali ia merenungi masa silam yang menghadirkan perasaan ingin kembali pada masa-masa itu.Kembali ingin bertemu sosok yang paling spesial,sosok yang telah menempati ruang hatinya selama tujuh tahun lamanya.
Sebuah alunan lagu berjudul lucky membuyarkan lamuan seorang Miranda Angelia.Diraihnya handphone yang tergeletak di atas meja dan pada layar handphone itu tertera nama Julie.
"Assalamualaikum Angel"
Terdengar suara Julie dari seberang sana.
"Wa'alaikumussalam Jul"
"JULIE ,njel !!! Nama sebagus itu lu singkatin jadi Jul.Ntar dikira nama asli gua Julaihah lagi"
Mendengar ocehan Julie yang begitu nyaring membuat Angel sedikit menjahukan jarak handphone dengn telinganya.
"Iya, kenapa JULIE sayang"
Nama Julie sengaja ia tekankan ,agar terdengar jelas oleh sahabatnya tersebut.
"Nah gitu dong, BTW lu ikut reunian ngga? Reuni SMA "
Pertanyaan Julia membuat Angel terdiam.Mendengar tak ada tanggapan, Juliepun lanjut berbicara.
" Jangan bilang lo nggak datang ya .Ayolah njel, ini udah 7 tahun,masa cuma satu orang lu sampe ngehindarin kita semua"
Perkataan Julia tambah membuat Anggel membisu. Bukan maksud Angel menghindar, tapi ia membutuhkan waktu untuk menyiapkan mental ketika bertemu dengan sosok itu.Tapi disatu sisi, apa iya dia selalu menghindar seperti ini?
"Oke, gua ikut" putusnya.
"HAHHHHH, SERIUUUS LU. SUMPAH LU, NGGAK MABUK KAN?"
Mendengar suara kaget bercampur senang Julie dari seberang, lagi-lagi membuat Angel menjauhkan handphone dari telinganya.Kemudian ditekanya tombol merah, membuat Julie berubah menjadi kesal.
"LAH ANGGEL ?ANGEL WOE!! KOK DIMATIIN.NGESELIN BANGET SIH TUH ANAK"
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.