Apa yang ada dalam bayanganmu tentang mahkluk tak kasat mata?
Mahkluk menyeramkan dan jahat yang menghuni tempat-tempat angker? Oh, aku yakin kau akan berubah pikiran setelah tahu apa yang kuhadapi setiap hari.
Pertama, kuperkenalkan kalian dengan Kujaku.
Jangan tanya dia mahkluk apa karena aku tidak tahu dan dia juga tidak pernah mau membahasnya. Percayalah, segala jenis kejahilan yang pernah kalian alami atau lakukan, belum ada apa-apanya bila dibanding dengan kelakuannya.
Pernahkah kalian tergopoh-gopoh berangkat ke sekolah karena mengira sudah terlambat padahal saat itu masih malam hari? Aku pernah. Dan itu ulah Kujaku. Saking inginnya menjahiliku, dia membuat waktu pagi dan siang jadi terbalik.
Bagaimana dia bisa? Bagaimana itu mungkin? Oh, ayolah. Mahkluk sejenisnya bisa melakukan banyak hal di luar logika kita. Bahkan dia pernah melemparkanku ke sekolah dunia lain dan percayalah itu tidak menyenangkan. Kuharap kalian tidak perlu datang ke sana kecuali, yah ... kalau kalian mempunyai cadangan nyawa yang cukup.
Kedua, kuperkenalkan dengan ... ng, si Tak Bernama.
Jangan mengerutkan dahi atau melirikku penuh tanya karena aku memang tidak tahu namanya. Si Tak Bernama lebih sering diam dan aku lebih suka kalau dia begitu. Karena bila dia berbicara, maka sering kali aku nyaris celaka.
Yah, coba bayangkan saja bagaimana perasaanmu bila ada yang terus berbisik menyuruhmu untuk mati, mati dan mati. Kurasa si Tak Bernama akan berhasil bila dia menuliskan buku berjudul: 1001 Cara Sukses Untuk Mati.
Tapi dia tidak selalu seperti itu, kok. Ada kalanya dia membela dan melindungku dari mahkluk lain. Mungkin prinsipnya adalah yang boleh menggangguku hanya dia, yang lain tidak boleh. Entahlah. Sekali lagi kukatakan, aku tidak tahu.
Si Jahil dan si Pengganggu. Bisakah kalian bayangkan bagaimana hari-hariku?
Tapi semua itu tidak ada apa-apanya sampai aku bertemu dengan Sang Gelap.
Hanya satu kata baginya: mengerikan. Kuharap, kalian tidak bertemu dengannya.
Perjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali.
Masalahnya, perjanjian gaib tidak dapat dipatahkan begitu saja. Maka konsekuensinya, semua yang terlibat terbelenggu oleh ruang, waktu dan karma. Kejadian akan terus terulang hingga mereka semua memenuhi janjinya.
Bandung Bondowoso tidak sama sekali mengalami reinkarnasi karena ternyata dia tak pernah bisa mati. Dibunuh atau bahkan bunuh diri tidak membuatnya mati. Hidup sebagai makhluk abadi untuk menunggu entah apa.
Ratusan bahkan lebih dari seribu tahun berlalu hingga netranya melihat sosok mirip dengan wanita yang dicintainya sekaligus dibencinya. Apa Roro Jonggrang reinkarnasi? Tidak mungkin. Penjelasan masuk akal adalah keturunan Prabu Baka tidak habis karena bisa jadi dia memiliki anak lain selain Roro Jonggrang.
Apa sang keturunan yang entah keberapa ini akan berkewajiban memenuhi karma dari nenek moyangnya?
Akankah sejarah terulang lagi?
Bukankah darah lebih kental daripada air. Maka keturunan pengkhianat kemungkinan besar menjadi pengkhianat juga.
"Paling tidak, penuhi janjimu terlebih dahulu. Jika setelahnya kau mau kabur atau mati, silahkan! Aku tidak akan menghalangi. Asal kau tahu, aku juga ingin bisa mati seperti manusia-manusia lain. Apa menurutmu hidup abadi itu menyenangkan, haah? Tidak sama sekali. Rasanya sangat... sangat... sangat melelahkan!"
~ Bandung Bondowoso a.k.a Banyu Wisesa
Gananantha ~
"Ck, dasar pria gila. Kau ini sedang mabuk atau habis nyabu?"
~ Dara Mahisa Suramardhini ~
PERHATIAN!!!
✾ Another level of Roro Jonggrang's story ✾
Jangan terlalu mempercayai apa yang anda baca. Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, karakter, tempat, waktu dan peristiwa itu hanya bagian dari pengembangan cerita.Tidak ada kesengajaan untuk membuat kontroversi tetapi hanya bermaksud sebagai hiburan semata.