Berawal dari sebuah aplikasi, berawal dari sebuah keisengan, kita berdua dipertemukan. Dari perkenalan, perdebatan, bertukar pesan, saling perhatian, menunggu kabar, perihal perasaan hanya sering dibercandakan. Hingga akhirnya kita berada di titik 'keseriusan dan kejelasan', tapi bagaimana jika aku terlalu gengsi dan bimbang untuk memberikan kejelasan dan si dia ternyata diam - diam memiliki pilihan yang lain? "Maaf ya dek kalau Mas Rendra jahat." "Hah? Gimana Mas?" "Iya. Mas minta maaf kalau selama ini ada salah kata, candaan, yang kurang berkenan di hati adek. Terima kasih juga buat semuanya, maaf kalau mas terlalu jahat buat adek. Engga ada kata - kata lagi selain maaf dan makasiii. Jaga diri baik - baik, jaga kesehatannya, sehat terus, jangan lupa sama semua kewajibannya, belajar yang rajin, dan semoga bahagia selalu :)." "Kenapa kaya gini? Kenapa tiba - tiba gini?" "Entahlahh, mas cuma engga mau ngecewain adek terlalu lama lagi." "Jadi? Oh oke oke, paham." "Maaf banget." Apakah kita harus usai sebelum memulai?All Rights Reserved
1 part