Waktu itu umurku masih 3 tahun saat Perang Dunia III terjadi. Papa dan Mama meninggal dalam insiden itu, tepat di depan mataku dan Kak Rafa. Dan, pada insiden itu, aku hampir kehilangan kepalaku. Sebuah tebasan menggorok leherku, memutus pita suara dan hampir memutus nadi dan jalur napasku.
Kata dokter, aku akan menjadi bisu. Yah, tak ada yang lebih buruk dari kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang tua, dan kehilangan suara. Tapi, mungkin karena saat itu aku masih kecil, aku dapat bangkit dengan cepat. Lagipula, aku juga belum lancar bicara saat itu. Tak sulit untuk mempelajari Bahasa Isyarat.
Hidupku bisa dibilang sulit dan tidak. Saat masuk SD, aku dibully habis-habisan. Saat itu, aku hilang kesabaran dan berteriak menyumpahi mereka. Dan, seketika, tiga anak bullier mati tercabik-cabik oleh suaraku, di depan mataku, dengan darah memuncrat ke tubuhku.
Aku bukan Manusia Super. Aku Monster.
.
.
.
GARUDA EMAS INDONESIA PRESENT
Pict from Pinterest
Edited with Canva by Catish13