Subuh itu Rama keluar rumah hendak membeli Cilok dan Teh Jawana, bersiap menonton episode satu musim baru dari film animasi kesukaannya. Namun, sepulangnya Rama mendadak bertemu seorang wanita yang beridiri di tengah jalan.
Mata wanita itu menyeruakkan radiasi hijau yang konsisten. Rasanya sepasang mata itu menatap Rama dalam-dalam. Tangannya diulurkan ke arah Rama. Seakan mengundangnya pergi ke suatu tempat yang jauh.
Rama berlari ke arah Wanita itu. Bukan karena menerima undangannya, tapi karena cahaya lampu yang tanpa aba-aba menyibakkan kegelapan dari arah belakangan begitu cepat. Rama sadar cahaya itu pasti dari mobil yang ngebut.
Rama mendorong wanita itu sekuat tenaga. Namun, Rama tertabrak mobil itu. Tubuhnya mental jauh. Rasanya dunia jungkir balik. Bintang-bintang di bawah dan aspal di atas.
Rama membalikkan tubuhnya. Rasanya sulit. Pandangannya banyak kunang-kunang. Wanita itu tidak jelas ada di mana.
Sinar lampu jalan menyoroti merah gaun wanita itu. Sekilas nampak wanita itu berdiri. Rama lega. Wanita itu selamat.
Perutnya robek, dari sobekan itu darah mengalir deras. Rasa sakit menguasai tubuhnya. Sadar dia akan mati.
Dia tidak bisa bicara, jadi hal terakhir yang dia lakukan adalah senyum. Terseyum pada wanita bergaun merah itu. Berharap wanita itu mengerti bahwa dia tidak menyesali apapun.
Akhirnya ... Rama mati.
Tapi, sesaat kemudian, dia bisa membuka mata. Matanya melihat tanah kosong, langit biru cerah dan matahari. Dia pikir tempat ini adalah neraka.
Ada satu hal, mungkin ini bukan neraka. Ada satu kemungkinan lain, menurut hati kecilnya. Jadi Rama berjalan menjauhi matahari, ingin bertemu jawaban kegelisahan hatinya.
Dari kejauhan nampak tembok benteng yang biasa dia temui dalam setiap net game yang dia mainkan. Rama pikir ini adalah dunia yang seperti dia idamkan.
Terlambat dia menyadari kalau tempat ini medan tempur. Kedua pasukan sudah berseberangan.
Perang akan terjadi.
Apa yang bisa dilakukan Rama dengan Cilok dan Teh Jawana?
Menjadi seorang Ibu tak pernah ada di dalam benak Riana, apalagi ia masih seorang gadis yang berusia sembilan belas tahun. Namun, suatu hari ia terbangun di tubuh yang bukan miliknya, melainkan tubuh milik Lydia Martin, tokoh antagonis dalam sebuah novel. Seorang ibu tiri dengan tiga anak yang nantinya akan menjadi penjahat besar.
Naasnya, Lydia akan merenggang nyawa di tangan mereka bertiga karena perbuatan jahatnya, menyiksa mereka ketika mereka masih kecil. Menyadari apa yang terjadi, Riana berencana merubah keadaan. Akankah Riana berhasil mengubah ketiga anak kecil itu ataukah kematiannya akan cepat datang?