nafasnya terengah, menandakan lelah. matanya berpencar melirik lirik apakah ada tempat persembunyian yang bisa ia singgahi, namun ternyata tidak. semua insani yang berada di negara ini akan mengenalnya bila ia menanggalkan topi bermodel Fascinator dengan renda yang sedikit berlapis juga berwarna hitam.
netra kelabunya menatap sang surya yang sedang ada di dalam singgasananya, panas menyengat menyentuh kulitnya yang putih pucat. sarung tangan hitamnya hanya sisa sebelah, entahlah ia terlalu lupa untuk mengingat dimana ia menaruh sebelahnya lagi. duduk di salah satu kursi yang berada di jalanan membuatnya merasa seperti menjalani kehidupan yang biasa. kesiur angin memainkan ujung rambutnya yang coklat legam, menatap ujung gaunnya yang lusuh. terlalu banyak berlari, ia sampai membuang alas kaki yang entah sekarang berada dimana.
menatap kebawah terus menerus, memikirkan beberapa tujuan yang akan ia singgahi membuatnya merasa pening dikepala.
sepasang sepatu chukka boots terlihat menghampirinya, lalu sang wanita mengadah.
seorang pria dengan tuxedo biru membungkukan badannya 90° lalu tersenyum dengan ramah. "senang bertemu denganmu, princess belle. semoga tuhan selalu memberkatimu." ucap pria itu kaku.
sang wanita menatap heran, bagaimana pria dihadapannya bisa menerka bahkan saat ia sedang menundukkan kepalanya juga dalam kondisi yang tidak seperti bangsawan pada umumnya?
"jadi, kemana tujuan anda berlabuh kali ini princess belle? dengan segala hormat biarkan saya menjadi arah petamu." ucap pria itu kembali, sedikit menundukan wajahnya.