Dahulu kala zaman baheula pisan, penyihir datang ke Tatar Pasundan Purwa. Ada yang bilang mereka datang untuk keajaiban di tanah kami, karena seperti yang dikatakan oleh Martinus Antonius Wesselinus Brouwer: "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum". Tetapi, sebenarnya para penyihir datang hanya untuk menikmati lotek, odading dan karedok leunca untuk kemudian menetap di sini sejak cicipan pertama. Penyihir dikenal haus darah, kejam, dan jahat, tetapi para Penyihir Kota Kembang, sebuah komunitas kecil yang berkumpul di Toko Serba Ada Nyi Citraloka, berbeda. Ini adalah kisah mereka.
32 parts