Tidak peduli matanya terpejam atau terbuka, langit cerah atau gelap, lampu menyala atau tidak dunia Koo jena tetaplah gelap. Jena ingin berlari dari kegelapan itu, namun langkahnya tidak menemukan pijakan. Jena selalu jatuh, dan jatuh lagi. Semua menyadarkannya bahwa dirinyalah yang menjadi masalah, sehingga apapun yang dia perbuat tidak akan mengubah hidupnya. Lalu sebuah cahaya tiba-tiba menyilaukan matanya yang tertutup. ketika ia membuka matanya hal yang pertama ia dengar adalah, "Astaga hidungmu imut sekali, kecil dan kembang kempis. Aku ingin tetap melihatnya bergerak seperti ini, menggemaskan."