Literally, I'm In Hell || ff TMR
  • Reads 3,093
  • Votes 366
  • Parts 18
  • Reads 3,093
  • Votes 366
  • Parts 18
Ongoing, First published Mar 30, 2021
Beberapa bulan sebelum Teresa tiba dan membuka bagian akhir, seorang gadis tiba di Glade yang hanya berisi gerombolan laki-laki. Untuk apa dan kenapa dia dibuang ke 'kandang' itu?

Semua pasti ada alasannya. Karena,

'WICKED IS GOOD'

||□□■□□||

I know, so obvious. It's gonna be soooo boring.

Karna, udah banyak yang kayak gini :v

Tapi, mungkin kalian akan mendapat sesuatu yang baru. I hope so.

I warn you, this's very slow burn
All Rights Reserved
Sign up to add Literally, I'm In Hell || ff TMR to your library and receive updates
or
#11hell
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Qonsequences cover
After Graduation cover
Little Dumplings cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
Rafa  cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kesayangan Bunda cover
Kisah Tak Sempurna cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.