Laki-laki itu bergeming saat merasakan pelukan Anyelir. "Anyelir, kamu tahu kan, anak-anak nomor satu bagi aku? Jadi, jangan buat aku menomor duakan anak-anak aku, karena itu tidak akan pernah terjadi," ujar laki-laki itu dengan nada dingin.
Siapa bilang menjadi perempuan kedua bahagia? Nyatanya, Anyelir tidak pernah merasa bahagia. Anyelir tidak pernah merasa dicintai lebih dari sang istri sah. Ah cinta? Laki-laki itu hanya mencintai dan mendamba tubuhnya saja.
Anyelir ingin marah, tapi ia bisa apa? Anyelir hanyalah seorang selir yang selalu menjadi pilihan terakhir.
Bahkan jika ia marah, kemarahannya pun tidak bisa ia luapkan pada siapa-siapa. Karena sekali lagi Anyelir hanyalah selir, tahu kan pandangan dunia, kepada dirinya seperti apa?
Pernah merasakan malu sampai ingin nenggelamin diri atau menghilang seketika? Itulah yang aku rasakan saat ini. Saat di mana bertemu orang yang berstatus majikanku sejak lima menit yang lalu. Bagaimana tidak? Dia adalah mantan pertamaku saat kelas satu SMP, yang aku putuskan karena aku naksir sama cowok yang lebih ganteng. Oke, aku berharap semoga dia sama sekali tak mengingat wajahku.