Laki-laki itu bergeming saat merasakan pelukan Anyelir. "Anyelir, kamu tahu kan, anak-anak nomor satu bagi aku? Jadi, jangan buat aku menomor duakan anak-anak aku, karena itu tidak akan pernah terjadi," ujar laki-laki itu dengan nada dingin.
Siapa bilang menjadi perempuan kedua bahagia? Nyatanya, Anyelir tidak pernah merasa bahagia. Anyelir tidak pernah merasa dicintai lebih dari sang istri sah. Ah cinta? Laki-laki itu hanya mencintai dan mendamba tubuhnya saja.
Anyelir ingin marah, tapi ia bisa apa? Anyelir hanyalah seorang selir yang selalu menjadi pilihan terakhir.
Bahkan jika ia marah, kemarahannya pun tidak bisa ia luapkan pada siapa-siapa. Karena sekali lagi Anyelir hanyalah selir, tahu kan pandangan dunia, kepada dirinya seperti apa?
Berkisah tentang seorang gadis bernama Ratih yang hidupnya penuh derita dan kekangan. Sebagai anak sulung Ratih harus menjadi tulang punggung keluarganya. Dia memetik daun teh dari fajar hingga senja untuk tetap hidup, menghadapi perlakuan kasar dari mandor dan pengawas kebun. Suatu ketika dia mendapati dirinya dibeli oleh seorang pria Belanda.
Roelof, seorang pria berusia empat puluhan dengan sorot mata tajam, terkenal sebagai sosok yang keras dan tak kenal ampun dalam dunia bisnis. Namun, ada sisi lembut yang tersembunyi di balik sikap dinginnya. Saat melihat Ratih, dia terpesona dengan paras moleknya. Dalam sekejap, hasrat untuk memilikinya tumbuh. Maka itulah dia membeli dan menjadikannya 'Nyai'- seorang perempuan simpanan.
[First story]