Yang Tak Lekang Dalam Mimpi

Setelah satu tahun tak bersua, tidak juga saling komunikasi. Jarak yang memisahkan Fatah dengan guru sastra yang menjadi penyemangat dan memiliki peran penting dalam hidupnya, menjadikan ia semakin rindu, ditambah mimpi-mimpi yang selalu hadir seolah menjadi nyata membuat Fatah tak kuasa menahan kerinduan.

Ditengah Pandemi Covid-19, ia hanya mampu berdoa yang terbaik untuk sang guru. Kerinduan seorang Fatah mendatangkan mimpi-mimpi yang menjadi isyarat kabar dari gurunya. Dua malam berturut ia dihadirkan mimpi yang baginya adalah dua kabar yang berbeda; pertama kabar gembira, yang menggambarkan keakraban dan kebersamaan dengan sang guru. Dan yang kedua sebuah perpisahan.

Setelah dua malam berturut mimpi hadir memberi isyarat, hati Fatah mulai tak tenang. Namun ia menyikapi semua dengan positif sebagaimana diajarkan oleh sang guru. Hingga pada Sabtu pagi, tetiba kabar duka datang dari seorang kawan yang mengubah riangnya tak lagi gembira. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, sang guru berpulang menghadap sang khalik.

Rasa sesal mulai menghantui, setelah satu tahun tak saling komunikasi, tidak pula mengabari, jarak memang benar-benar memisahkan.

Fatah kembali kehilangan semangat hidup untuk ketiga kalinya. Setelah guru ngaji yang juga saudari perempuan, anak kesayangan sang Bapak. Lalu delapan tahun kemudian disusul oleh sang Bapak, dan empat tahun setelahnya guru yang ia panggil Papa sekaligus motivator yang membuat ia bangkit dari semua.