"Pak Davian ...." Dia menghentikan langkah, berbalik dan menatapku. Sialnya, aku lupa apa yang akan kuucap selanjutnya. Lalu, entah dari mana datangnya, pertanyaan asal meluncur begitu saja dari mulutuku. "Apa Bapak nemenin lari semua murid yang terlambat?" Dia menatapku, tersenyum lagi. "Nggak. Cuma kamu." Ah!